AKU BERGERAK MAKA AKU ADA

Muslimin, S. Th. I., M. Pd. I.
SD ISLAM AZZAHRA Palembang

A. Guru Bergerak

Kendali pada tulisan ini untuk memberi semangat,  mengutif spirit Charles Dickens; “Tidak ada yang tidak mungkin” maka jika kita sudah memiliki niat untuk bergerak, maka semuanya menjadi mungkin.

Mungkinkan kalau kita sudah tergerak untuk melakukan sesuatu menjadi lebih baik, yakinkan bahwa kita mampu bergerak bersama-sama, karena dengan kita melakukan pergerakan bersama, semuanya akan mudah dan cepat untuk mencapai tujuan, lalui rute-rute yang telah kita petakan, sehinggga kita terus mampu menggerakkan.

Rasulullah SAW telah memberikan teladan yang baik dalam melakukan pergerakan. Yaitu keteladanan dalam berucap dan action. Artinya kita  harus mulai dari diri sendiri (ibda’ binafsik) lalu berkembang kepada keluarga terdekat kita yang berada di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sesuai apa yang dikatakan oleh Ki Hadjar Dewantara (KHD) kita harus mampu memperindah diri untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, sehingga berdampak kepada bangsa dan dunia.

Guru sebagai pendidik maka ia harus terdidik, guru sebagai pengajar ia harus terpelajar, guru sebagai pembimbing dan pengarah ia harus terarah, guru sebagai pelatih ia harus terlatih, guru sebagai penilai ia harus bernilai, dan  guru sebagai pengevaluasi ia harus instrupeksi diri. Sehingga guru sadar betul kalau ia berada didalam kelas bukanlah untuk mencetak manusia-manusia turbo. Melaikan menjadi guru professional. Yang ketika ia hadir, siswa-siswinya merasakan aura kesejukan, kedamaian, kenyamanan, keceriaan.

Guru professional diibaratkan seperti seniman tidak pernah melukis yang sudah pernah dilukis, tertata, dan ekspresif totalitas. Bila konsep seniman ini diterapkan oleh guru agar tercapai guru yang professional, ia akan paham bagaimana betul mengajar yang setiap anak memiliki karakter yang berbeda serta dan pola belajar yang berbeda, tentu saja guru tidak mengajar dikelas seperti menonton televisi dan ia sebagai pengendali chanel melalui remote. Guru juga harus tertata, sikapnya, ucapannya, dan perbuatannya, serta ekspresif totalitas, guru seperti ini tidak pernah merasa puas dan ia akan selalu belajar. Guru adalah jiwanya, sehingga bila jiwa itu lari dari jasadnya maka guru itu sudah mulai merasakan kematianya dalam mendidik, membimbing dan seterusnya.

Pergerakan itu akan kita mulai dari bagaimana kita memahami nilai dan peran guru penggerak. Nilai menurut  Rokeach dalam (Abdul H ; 2015) merupakan keyakinan sebagai standar yang megarahkan perubahan dan standar pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Nilai berfungsi sebagai standar. Maka seoarang guru harus memahami nilai-nilai dari seorang guru penggerak.

B. Nilai-nilai Guru Penggerak

Kelima nilai guru penggerak yang saya singkat dengan MR. KIB (Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, dan berpihak pada murid).  Nilai-nilai ini harus dilestarikan dan dikembangkan dalam diri seorang guru penggerak. Mengguna istilah Qurash Syihab “way of life” sehingga peran guru penggerak itu selalu dipayungi oleh kelima nilai guru penggerak.

Guru penggerak harus mandiri, karena dengan kemandirian semuanya akan lepas dari ketergantungan. Setiap yang dilakukan akan bernilai. Bahkan sesuatu yang kelirupun akan menjadi nilai. Karena guru penggerak memiliki nilai lain yaitu reflekti.

Reflektif merupakan jalan bagi guru penggerak untuk sadar bahwa proses yang dilakukan tidak pernah menemukan kesempurnaan. Bagi guru penggerak kesempurnaan terletak pada perubahan. Perubahan-perubahan harus dilakukan dengan bersama dan kebersamaan. Dalam nilai guru penggerak dikenal dengan istilah kolaboratif.

Kolaboratif merupakan rute untuk membangun hubungan kinerja yang positif. Trilogi pendidikan harus mampu berkerja sama. Sehingga tercapai profil pelajar pancasilan.

Guru penggerak harus inovatif. Gagasan-gagasan baru akan selalu berkembang. Karena zaman semakin berubah. Masalah yang muncul silih berganti. Sehingga cara penyelesaiannyapun harus berbeda. Kata sayyidina Ali ra “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu” dengan nilai kolaboartif ada keterbukaan bagi guru penggerak. Tentu saja ini akan mengarah kepada keberpihakan kepada murid.

Berpihak pada murid tidak serta merta terabaikan. Murid tetap dibimbing, hanya guru penggerak selalu membuat pertimbangan, bukan memaksa. Apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Berikan kemerdekaan kepada mereka, karena mereka sudah kodratnya Allah SWT ciftakan memiliki potensi-potensi yang telah dianugerkan.

Berdasarkan kajian tentang profil pendidikan masa depan yang ditinjau secara lengkap mulai dari tinjauan filosofis, yuridis, historis, dan ilmiah. Maka profil guru masa depan adalah profil guru Pancasila sesuai dengan profil pelajar Pancasila yaitu; Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa serta Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar kritis, Kreatif, Kolaboratif/Gotong royong, dan berkebinekaan global.

C. Peran Guru Penggerak

Guru tidak hanya berhenti hanya pada peran sebagai the messenger who delivers the message. Identitas dan integritas seorang guru memungkinkannya untuk menyapa setiap pribadi peserta didik, menyentuh hatinya, dan membebaskannya untuk menemukan guru didalam dirinya sendiri. Palmer menyebutnya the teacher within.

Bahkan guru penggerak tidak hanya berfokus pada pembelajaran seperti diatas. Bahkan ada 4 kategori kompotensi guru penggerak; mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah.

Ringkasan dari kompetensi tersebut, disebutlah dengan peran guru penggerak.

  1. Menjadi pemimpin pembelajaran. Mampu mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah.
  2. Menggerakkan komunitas praktisi. Guru penggerak berpartisifasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru baik disatuan pendidikan atau diwilayahnya.
  3. Menjadi coach bagi guru lain. Menjadi mentor bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran disekolah.
  4. Mendorong kolaborasi antar guru. Selalu melakukan diskusi positif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
  5. Mewujudkan kepemimpinan murid. Mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah.

D. Keterkaitan Nilai dan Peran Guru Penggerak dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Peran dan nilai guru penggerak sangat terkait dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dikembangkan oleh KHD. Keterkaitan itu mulai dari budipekerti “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” kata-kata ini merupakan jiwa dari pendidikan Nasional.

Filosofi pendidikan tentang mengindahkan diri, bangsa, dan dunia. Mulailah dari diri maka semuanya akan menjadi besar. Energi kecil akan selalu memberikan cahaya yang terang bagi sekitarnya. Jika disekitarnya sudah terang, maka energi terus berkembang menajdi sinar yang sangat besar.

Sistem pendidikan juga tidak akan berjalan dengan baik, jika peran dan nilai guru penggerak tidak kuat. Merawat murid dengan penuh kasih sayang, menanamkan kebiasaan-kebiasan yang baik senigga menjadi budaya. Memberi contoh tentang kebaikan dan keburukan. Mampu mengembangkan potensi diri, menumbuhkan karakter-karakter positif berdasarkan nilai dan kepercayaan.

Dari sistem pendidikan merambah kepada ranah pendidikan, yaitu; pemahaman, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tentu saja berpusat kepada murid untuk melakukan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Kesemuanya menggunakan metode. Mulai dari melihat, mengingat, sampai pada dataran aplikasi praktis. Sistem ini berkembang sesuai dengan era sekarang, yaitu digital center learning.

Sesuai dengan kodrat zaman yang terjadi, revolusi industri telah membawa perubahan terhadap peradaban atau kebudayaan masyarakat. Teramsuk era sekaran ini, yaitu era masyarakat informasi. Hal ini berdampak pada praktik pendidikan. Pembelajarannya diarahkan oleh siswa sendiri, dengan berbagai sumber belajar, pembelajar sepanjang hayat, pembelajaran berbasis tehnologi informasi dan komunikasi, pembelajaran yang adaftif dan dapat membangun cara pandang.

Pada buku profil guru sekolah dasar disebutkan indikator kecakapan literasi digital, diantaranya memproduksi dan menkomunikasian informasi, mengkonstruksi pengetahuan, menyaring dan mengelola informasi, menciftakan kesadaran tentang nilai-nilai tradisional, membaca dan memahami materi yang tidak berurutan dan dinamis, menciptakan kesadaran dalam membangun jejaring, dan berpikir kritis dalam mengambil informasi.

Profil guru erat kaitannya dengan bagaimana perilaku guru dalam memperlakukan peserta didik. Dengan demikian rumusan profil guru harus sesuai dengan karakterristik peserta didik pada setiap jenjang pendidikan sehingga peserta didik hidup dengan layak pada zamannya.

E. Strategi Ketercapaian

Tanamkan nilai-nilai guru penggerak. Perankan dengan apik setiap peran guru penggerak untuk mecapai profil pelajar pancasila. Strategi yang dilakukan kenali kotak hitam dan pengkondisian keteladanan dan sistem yang konsisten. Sehingga kotak hitam yang dikenal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan.  Kotak hitam itu bisa jadi pola pikir, kepercayaan/ keyakinan, dan nilai-nilai. Peran dan nilai merupakan lingkungan yang mengitari guru penggerak untuk membentuk karakter profil pelajar pancasilan.

Pendidikan merupakan daya dan upaya untuk bertumbuhnya budipekerti untuk menjadikan manusia yang bahagia dan bermakna sesuai dengan kodratnya.

Pada buku Profil guru sekolah dasar sangat apik untuk dikutip “ Jangan mengajari anak pengetahuan yang baik dan perlu saja, tetapi juga pengetahuan yang bermanfaat dengan cara menemukan sendiri tanpa melupakan lingkungan sekitarnya.

Mendidik anak adalah mendidik bangsa, karena kelak anak yang kita didik akan menjadi bagian dari bangsa kita. Menjadi kawan atau lawan bangsa sendiri akan sangat bergantung kepada bagaimana kita mendidiknya.

Anak lahir seperti kertas bertulisan samar, tugas guru mempertebalkan tulisan samar tadi supaya terang.

Anak itik bisa berenang oleh induk itik. Bukan oleh induk ayam. Yang bisa mendidik bangsa kita adalah golongan dari bangsa kita sendiri, karena pendidikan erat kaitannya dengan kebudayaan.”

F. Simpulan

Nilai dan peran guru yang sangat sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara untuk menuju profil pelajar pancasila dan terjadinya preubahan willbeing ekosistem pendidikan.

Referensi

LMS Guru Penggerak

Diah S.Rajasa, Materi Instruktur Refleksi Pemikiran KHD, Program guru penggerak: 10/2021

Cakorda Agung Anre Juniana, Materi Instruktur Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, Program guru penggerak: 16/11/2021.

Sandi Budi Irawan dkk, Profil Guru Sekolah Dasar, Kemendikbud Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar. Jakarta. 2020.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *