Menanam Benih Budaya Literasi sejak Dini

Oleh
Rita Noviani, S.Pd.SD.

(Ketua Bidang Literasi, Media dan Publikasi PD OKI)

Secara bahasa pengertian literasi adalah keaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Dalam bahasa inggris , literacy artinya kemampuan membaca dan menulis (the ability to read and write)

Dalam pendidikan formal, peran pemangku kepentingan yaitu kepala sekolah, guru, tenaga pendidik dan pustakawan sangat berpengaruh untuk memfasilitasi pengembangan komponen literasi peserta didik. Selain itu perlu pendekatan cara belajar yang jelas tertuju pada komponen literasi ini.

Tujuan umum gerakan literasi di sekolah adalah untuk mengembangkan insan serta ekosistem pendidikan agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan tujuan khusus nya adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti, membangun ekosistem literasi sekolah, menjadikan sekolah sebagai wadah kegiatan membangun pengetahuan.Tujuan lainnya dari kegiatan literasi terutama disekolah ini adalah untuk menumbuhkan minat baca dan kemampuan menulis sejak dini.

Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menumbuhkan budaya literasi sejak dini , yaitu : Pertama, Menciptakan lingkungan yang ramah, menarik dan kondusif sehingga peserta didik menjadi nyaman. Kedua, tersedianya buku di pojok ruangan , baik itu ruang kelas, kantor dan ruang kepala sekolah. Ketiga, karya peserta didik dipajang di tempat khusus ( mading sekolah ), bahkan dapat dipajang sepanjang lingkungan sekolah untuk memotivasi anak terus berkreasi . Keempat, hasil karya anak diganti secara berkala untuk memberi kesempatan kepada anak lainnya untuk dapat menampilkan karya mereka. Kelima, memberikan penghargaan kepada anak atas prestasi akademik dan non akademik secara rutin ( tiap minggu atau tiap bulan ) dan diumumkan pada saat upacara sebagai motivasi bagi anak lainnya. Keenam, Merayakan hari-hari besar dengan kegiatan literasi misalnya hari kartini, dengan membaca surat suratnya, bercerita tentang kehidupan RA.Kartini, menulis cerita, puisi dan sebagainya.

Sedangkan tahapan yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan budaya literasi sejak dini, adalah tahap pembiasaan dan pembelajaran. Pada tahap pembiasaan, fokus kegiatan yang dilakukan adalah membaca 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Sedangkan pada tahap pembelajaran, semua mata pelajaran dilakukan dengan merujuk kepada ragam teks ( cetak, visual, digital ) yang tersedia dalam format buku pengayaan. Dengan demikian, diharapkan guru dapat mengurangi ketergantungan dengan buku LKS dan aktif mencari referensi yang relevan. (RN)

2 thoughts on “Menanam Benih Budaya Literasi sejak Dini”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *